Ini merupakan pengalaman kedua kalinya aku ke Bukit Sikunir. di tempat yang sama tapi dengan susana yang berbeda, pertama kalinya ketika aku masih sebagai pelajar Sekolah Menengah Atas yang saat itu masih semangat-semangatnya untuk menjelajah dunia hihi. Saat itu aku bersama temanku yang notabenya wanita semua sehingga kami pun agak dimanja, sebelumnya perjalanan dari Jogjakarta menggunakan travel untuk menuju kerumah teman kami yang didaerah Banjarnegara dan kami pun menginap disana beberapa hari dan tujuan ke Bukit Sikunir adalah berwisata santai ditemani oleh ayah teman kami.
Yang kedua kalinya aku kesana tepat pada akhir Maret yakni pada tanggal 30 Maret 2019, perjalanan diawali dengan merental mobil sendiri kemudian dimalam hari pukul 24.00 perjalanan dimulai dari tempat asal kami Yogyakarta, kearah Magelang lalu Temanggung dan akhirnya sampai di Wonosobo yang berbatasan dengan Dieng. Perjalanan malam lumayan lancar dikarenakan jalanan yang sepi sehingga mempercepat kami mencapai tujuan, namun dalam mencari arah atau google maps agak kesusahan sebab sinyal google maps dimalam hari kurang baik dan kita diajak muter-muter terlebih dahulu. Perjalanan menghabiskan waktu 3 jam dan sampailah kita di Sikunir pukul 03.00. Hawa dingin mulai merasuki tubuh, seketika langsung ingin buang air kecil saking dinginnya, saat itu suhu daerah sekitar 9 derajat celsius. Yang aku sesali adalah aku tidak membawa sarung tangan, aku lupa bahwa pertamakali aku kesana atribut sangat lengkap, mulai dari sarung tangan, jaket tebal, syal dan topi untuk menghindari dingin. Tapi ternyata Alhamdulillah aku bisa melewati kedinginan itu.
Setiba disana kami langsung naik ke bukit bersama rombongan pelajar study tour, ramai sekali dan tempat naik menuju bukit sikunir agak berubah, sekarang terdapat banyak penjual oleh-oleh maupun makanan ringan disekitar tanjakan naik dan jalanan sudah di aspal. setelah agak sampai di kaki bukit, kita terlebih dahulu mendirikan sholat shubuh, terdapat mushola diatas bukit tapi agak ramai dan antri dan ada bapak penunggu yang mengharuskan pengunjung membayar, padahal kan untuk ibadah kenapa harus bayar, sedihnya disitu.
Selanjutnya kami melanjutkan perjalanan, di track pertama menaiki anak tangga, lumayan capek setelah sekian lama tidak melakukan perjalanan. setelah itu berganti menjadi jalan setapak, ada jalan yang agak licin, mungkin dikarenakan sebelumnya terjadi hujan disini.
ditengah perjalanan sudah terlihat pemandangan yang indah, namun sayangnya hanya dapat mengabadikan momen ini sekilas sebab sudah ditunggu diatas sana, dan dapatlah hasil foto yang blur. Perjalanan dilanjutkan, setelah agak terang terdengar suara yang agak ramai dan here we are, kita sudah sampai di puncak bukit sikunir. pemandangannya luar biasa MasyaAllah sangat menakjubkan, sehingga banyak sekali yang mengabadikan momen ini lewat mata ponsel atau kameranya, langit yang ke orenan menunggu sang fajar datang membuat gambar menjadi ciamik sebab terdapat siluet yang sangat indah.
Kegemaranku adalah mengabadikan moment sekeliling, tak kan pernah kulewati untuk menangkap lewat mata kamera kesayanganku si Rebel T5. segala aktivitas manusia menarik untuk diabadikan. oleh sebab itu aku suka memotret daripada dipotret dan memotret yang kata temenku suka tidak jelas karena aku memotret momentum sekeliling.
Selanjutnya sijingga pun mulai berganti menjadi warna yang lebih eksotis yakni perpaduan warna pelangi yang menarik mata
lambat laun mentaripun menampakkan dirinya
dan langit birupun menampakkan pesonanya
kalian juga bisa melihat suasana di puncak sikunir ini lewat video aku di https://youtu.be/WuK8s9lJbnk
setelah puas melihat sunrise kita pun melanjutkan perjalanan dengan mengeksplore bagian bukit dari sisi lainnya
hingga perjalanan turunpun pemandangan masi sangat indah yang disuguhkan alam, aku merasa bersyukur kepada Allah, terimakasih telah menciptakan alam yang indah ini dan nikmatnya dapat menikmati udara segar dan keindahan alam di negeri sendiri, Indonesia.
Salam untuk alam.
- ulyaafifah
0 komentar:
Posting Komentar